SEMBOYAN

{ KEMANDIRIAN, PENGETAHUAN, KERJA KERAS, OPTIMISTIS, AKUNTABEL & PROFESIONAL }

Saturday, February 21, 2015

Mahasiswa Filipina Belajar Islam diUnusa. |& Santri Indonesia Raih Medali Emas Agribisnis Thailand.

CNG.online: - Surabaya Sebanyak 11 mahasiswa Universitas Mindanao Filipina belajar Islam di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menyusul adanya beasiswa menempuh pendidikan S1 selama empat tahun mulai Tahun Akademik 2015/2016.

"Secara total, pada tahun 2015 mahasiswa Filipina yang belajar di Indonesia ada 16 orang. Dengan 11 orang di Unusa maka lima lainnya menempuh Program S2 dan S3 di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)," kata Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Ananto Kusuma Seta pada Penerimaan Mahasiswa Baru asal Filipina di Surabaya, Kamis.

Ia mengungkapkan, 16 mahasiswa itu mendapatkan beasiswa unggulan untuk studi selama empat hingga lima tahun ke depan. Dengan demikian, semua biaya kuliah dan kebutuhan sehari-hari akan ditanggung Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

"Mulai tahun 2016, program beasiswa ini akan kami beri nama Sahabat Indonesia atau Friends of Indonesia. Pada waktu dekat, melalui program yang sama tidak hanya Filipina yang mendapat kesempatan tetapi ada pula mahasiswa dari Thailand Selatan dan Myanmar," ujarnya.

Pada kesempatan sama, Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (RSI), Mohammad Nuh, mengemukakan, hal itu untuk pertama kalinya beasiswa unggulan ini diberikan pada mahasiswa S1. Apalagi, pada periode sebelumnya hanya untuk Program Master dan Doktor.

"Aspek terpenting dari kedatangan mahasiswa Mindanao ini adalah menjadikan mereka agen memperkenalkan Indonesia yang memiliki keberagaman agama, budaya, ras dan bahasa. Walau Islam menjadi agama terbesar di Indonesia tetapi masyarakat bisa hidup berdampingan dan damai dengan agama lain," katanya.

Selain itu, kata dia, mereka tidak akan diajarkan teori atau ceramah melainkan media edukasi. Dengan begitu, ke depan mereka akan menyampaikan kepada sesama muslim yang ada di negaranya tentang Islam itu sebenanya.

"Selama belajar di Unusa, mereka yang putra akan tinggal di sebuah Pondok Pesantren di belakang kampus B Jemursari. Sementara untuk putri di pondok pesantren putri Muslimat di Jalan Ahmat Yani," katanya.

Sementara itu, Atase Pendidikan Filipina Aisyah Endah Palupi mengemukakan, pada momentum itu pihaknya menitipkan 16 mahasiswa mereka kepada Unusa dan UMM. Khususnya untuk mengenal Islam secara utuh dan menyeluruh.

"Mereka adalah mahasiswa yang pandai. Apalagi diterima setelah melalui seleksi sangat ketat, dari 25 pendaftar hanya 16 orang yang dinyatakan laik belajar di Indonesia," katanya.

Di tempat sama, masing-masing mahasiswa S1, S2 dan S3 itu tampak kagum ketika menyaksikan mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) memainkan hadrah dan melantunkan beberapa lagu Islami maupun berbahasa Jawa. Bahkan, mereka langsung menggunakan perangkat IT-nya untuk mengabadikan momentum yang baru pertama kali dilihatnya.

Salah satu mahasiswa Mindanao University, Shujeva B Abdul, mengatakan, bangga bisa melihat pertunjukan hadrah tersebut dan akan menjadikannya pengalaman tersendiri. Pada masa mendatang, selama belajar di Unusa pihaknya tidak akan melewatkan waktunya untuk mencoba belajar rebana.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kemudian: Santri Indonesia Raih Medali Emas Agribisnis Thailand, CNG.online: - Jakarta Dua santri Indonesia yang sedang belajar di Thailand berhasil meraih medali emas pada kompetisi bidang agribisnis "The 36th National Academic Conference of the Future Farmers of Thailand Organization".

Dua santri tersebut yakni Aji Zulfikar asal Pesantren Darul Maarif, Sintang, Kalimantan Barat, dan Izza Nur Layla asal Pesantren Nurul Islam, Jember, Jawa Timur, kata Pelaksana Subdit Pendidikan Pesantren Kementerian Agama RI Mohammad Zen kepada pers di Jakarta, Kamis.

Ia mengemukakan kedua peraih medali emas pada kompetisi bidang agribisnis di Thailand tersebut adalah santri yang diutus oleh Kementerian Agama untuk belajar agribisnis di Pattani College of Agricultural Technology and Fishery Thailand.

Mohammad Zen yang baru kembali dari Thailand menyatakan bangga sekaligus bersyukur atas prestasi yang diraih para santri tersebut.

"Ini merupakan bukti bahwa santri bisa berprestasi, tidak hanya dalam bidang agama, namun dalam agribisnis pun mereka mampu bersaing di negara lain," tuturnya.

Ia menjelaskan, kompetisi bidang agribisnis tersebut tahun ini diselenggarakan FFT di Tak College of Agriculture and Technology, Rahang, Provinsi Tak, Thailand Utara pada 9-14 Februari 2015.

FFT itu merupakan organisasi pelajar berbasis agrikultur se-Thailand yang rutin menggelar kompetisi tahunan. Acara kali ini secara resmi dibuka oleh Maha Chakri Sirindhorn, Putri Raja Thailand, King Bhumibol Adulyadej.

Ia mengatakan, kompetisi tahun ini untuk pertama kalinya menyertakan peserta dari negara di luar Thailand seperti dari Amerika Serikat, Jepang, Denmark, Filipina, Vietnam, Tiongkok, Laos, Cambodia, Korea Selatan, dan Indonesia.

Adapun kompetisi yang diperlombakan meliputi kategori pertamanan, demonstrasi keahlian profesional, serta penampilan seni dan budaya nasional.

Dua santri asal Indonesia tersebut meraih medali emas untuk kategori demonstrasi keahlian profesional dengan menyajikan tentang sistem penanaman hydroponic, bersaing dengan peserta dari Filipina, Cambodia, Jepang, dan Tiongkok.

Selain dua santri tersebut, ada dua santri lagi yang meraih medali perak untuk kategori pertamanan yaitu Said Muammar Bayukarizki asal Pesantren Darul Falah Batam dan Maulana Yusuf asal Bandar Lampung. Turut tampil dalam acara ini sembilan santri lainnya dengan membawakan tari saman yang dikolaborasikan dengan tari "dikehulu" yang merupakan tari daerah asli dari Thailand selatan. Penampilan santri Indonesia ini mendapat apresiasi dan sambutan meriah dari penonton.

Peraih medali emas Izza Nur Layla menyampaikan kegembiraannya atas perolehan medali pada kompetisi tersebut.

"Penghargaan ini benar-benar menjadi pemicu semangat bagi kami sebagai santri yang belajar di negeri orang," kata Izza sebagaimana dikutip Mohammad Zen. Izza merupakan satu-satunya santriwati dari 17 santri yang dikirim Kemenag RI ke Thailand.

Sebelumnya Kementerian Agama RI mengirim 17 santri untuk mengikuti pertukaran pelajar dengan The Southern Border Provinces Administrative Centre (SBPAC). Pertukaran pelajar ini merupakan tindaklanjut dari kerjasama antara Menteri Agama RI dan SBPAC yang ditandatangani di Naradhiwas University pada September 2013.

No comments:

Post a Comment