CNG.online: - Jakarta Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengharapkan Musabaqah Hafalan Alquran dan Hadits (MHQH) 2015 dapat membangkitkan motivasi generasi muda Muslim meneruskan misi Rasulullah Muhammad SAW yaitu menjadi rahmat bagi alam semesta yang handal dan berkualitas.
"Setidaknya dengan menghafalkan, generasi muda menjadi terikat tidak hanya menghafalkan tapi juga ajaran pokok dari hafalannya. Mereka juga diharapkan paham arti dan tafsirnya," kata Lukman Hakim Saifuddin saat menutup acara MHQH tingkat nasional di Gedung Kementerian Agama, MH Thamrin, Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan ingin terus membudayakan hafalan sebagai salah satu cara menjaga masyarakat agar tidak tercerabut dari identitasnya sebagai Muslim.
Menurut Lukman, kompetisi hafalan itu sangat bermanfaat untuk memelihara kecintaan umat kepada dua sumber hukum utama Islam yaitu Alquran dan Hadits.
Selain itu, kegiatan tersebut diharapkan Lukman dapat menumbuhkan kesadaran umat dalam menggali hikmah yang terkandung di dalam dua sumber hukum Islam sebagai inspirasi membangun masa depan umat Islam yang lebih baik.
Menag mengatakan umat Islam dapat meraih kembali puncak-puncak kegemilangan peradaban di abad-abad mendatang, seperti kejayaan di masa lampau. "Kita dapat bangkit jika benar-benar kembali kepada Alquran dan Hadits."
Lukman mengatakan telah banyak analisa sebab kemunduran umat Islam. Salah satunya umat mulai meninggalkan Alquran dan Hadits. Padahal untuk Alquran sendiri memiliki banyak hikmah seperti ilmu pengetahuan.
Sains atau ilmu pengetahuan, kata Menag, merupakan pengetahuan yang salah satu isi pokoknya terkandung dalam kitab suci Alquran. Allah juga telah meletakan garis-garis besar sains dan ilmu pengetahuan dalam Alquran. Maka dari itu, membudayakan Alquran sebagai bagian dari kehidupan Muslim menjadi hal yang sangat penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan.
"Tinggal kita saja yang mau atau tidak untuk menggali dan mengembangkan konsep teori yang sudah ada," kata menag.
Kendati demikian, menag meminta agar umat Islam juga menguasai ilmu-ilmu keagamaan dan ilmu penunjang lainnya baik melalui jalur pendidikan formal maupun informal.
"Hal tersebut merupakan langkah strategis dalam pengembangan pendidikan agama dan keagamaan. Dengan cara tersebut akan lahir pemahaman keagamaan yang moderat, toleran dan sekaligus mendukung kemajuan," katanya.
"Setidaknya dengan menghafalkan, generasi muda menjadi terikat tidak hanya menghafalkan tapi juga ajaran pokok dari hafalannya. Mereka juga diharapkan paham arti dan tafsirnya," kata Lukman Hakim Saifuddin saat menutup acara MHQH tingkat nasional di Gedung Kementerian Agama, MH Thamrin, Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan ingin terus membudayakan hafalan sebagai salah satu cara menjaga masyarakat agar tidak tercerabut dari identitasnya sebagai Muslim.
Menurut Lukman, kompetisi hafalan itu sangat bermanfaat untuk memelihara kecintaan umat kepada dua sumber hukum utama Islam yaitu Alquran dan Hadits.
Selain itu, kegiatan tersebut diharapkan Lukman dapat menumbuhkan kesadaran umat dalam menggali hikmah yang terkandung di dalam dua sumber hukum Islam sebagai inspirasi membangun masa depan umat Islam yang lebih baik.
Menag mengatakan umat Islam dapat meraih kembali puncak-puncak kegemilangan peradaban di abad-abad mendatang, seperti kejayaan di masa lampau. "Kita dapat bangkit jika benar-benar kembali kepada Alquran dan Hadits."
Lukman mengatakan telah banyak analisa sebab kemunduran umat Islam. Salah satunya umat mulai meninggalkan Alquran dan Hadits. Padahal untuk Alquran sendiri memiliki banyak hikmah seperti ilmu pengetahuan.
Sains atau ilmu pengetahuan, kata Menag, merupakan pengetahuan yang salah satu isi pokoknya terkandung dalam kitab suci Alquran. Allah juga telah meletakan garis-garis besar sains dan ilmu pengetahuan dalam Alquran. Maka dari itu, membudayakan Alquran sebagai bagian dari kehidupan Muslim menjadi hal yang sangat penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan.
"Tinggal kita saja yang mau atau tidak untuk menggali dan mengembangkan konsep teori yang sudah ada," kata menag.
Kendati demikian, menag meminta agar umat Islam juga menguasai ilmu-ilmu keagamaan dan ilmu penunjang lainnya baik melalui jalur pendidikan formal maupun informal.
"Hal tersebut merupakan langkah strategis dalam pengembangan pendidikan agama dan keagamaan. Dengan cara tersebut akan lahir pemahaman keagamaan yang moderat, toleran dan sekaligus mendukung kemajuan," katanya.
No comments:
Post a Comment