SEMBOYAN

{ KEMANDIRIAN, PENGETAHUAN, KERJA KERAS, OPTIMISTIS, AKUNTABEL & PROFESIONAL }

Sunday, May 15, 2016

Kisah Tenggelamnya Fir'aun dan Orang-orangnya Di Laut Merah (Mesir).

CNG.online : Surabaya - Al Qur'an memberitaukan kepada kita tentang aspek yang paling penting dari kejadian terbelahnya Laut merah. Menurut cerita Al Qur'an, Musa AS pergi dari Mesir bersama dengan Bani Israel yang patuh kepadanya. Namun Fir'aun tidak bisa menerima kepergian mereka tanpa seijinnya. Ia dan tentaranya mengikuti mereka "dalam keangkaramukaan dan dendam" (Qs Yunus 90). Begitu Musa dan bani Israel telah mencapai tepian pantai, Fir'aun dan tentaranya telah menyusul mereka. Beberapa orang Bani Israel melihat keadan ini mulai mengeluh kepada Musa. Menurut Perjanjian Lama mereka berkata kepada Musa :" mengapa kamu membawa kami pergi dari negeri kami, disana kami diperbudak namun setidak-tidaknya dapat hidup, sekarang kita akan mati". Kelemahan dari masyarakat ini juga disebutkan dalam Al Qur'an dalam ayat sebagai berikut: " Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa;"Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul".(QS Asy Syu'araa' 62).

Kenyataan ini bukanlah yang pertama ataupun yang terakhir bahwa bani Israel menunjukkan ketidak patuhan mereka. Kaum Musa berkata; " kami telah ditindas (oleh Fir'aun) sebelum kamu datang kepada kami dan sesudah kamu datang. Musa menjawab: "Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di muka bumi(Nya), maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu". (QS Al A'raaf 129).

Berlawanan dengan tingkah laku umatnya yang lemah, Musa sangatlah percaya diri semenjak ia percaya kepada Alloh secara mendalam. Semenjak awal perjuangannya Alloh telah memberitahukannya bahwa pertolongan dan dukungan-Nya akan selalu bersama Musa: "Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat". Maka datanglah kamu berdua kepadanya (Fir'aun) dan katakanlah: " Sesungguhnya kami berdua adalah utusan Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israel bersama kami dan janganlah kamu menyiksa mereka. Sesungguhnya kami telah datang kepadamu dengan membawa bukti (atas kerasulan kami) dari Tuhanmu. Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk. (QS Thahaa 45-46).

Ketika Musa pertama kali bertemu dengan tukang sihir Fir'aun, ia merasa takut dalam hatinya ( QS Thaahaa 67). Allohpun memerintahkan Musa untuk tidak takut;" Janganlah kamu takut sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang). ( QS Thaahaa 68). Dengan demikian Musa dididik oleh Allah dan memperoleh kematangan penuh dalam menghormati petunjuk-Nya. Konsekuensinya ketika beberapa orang dari kaumnya merasa takut akan tertangkap, ia berkata: "sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku (QS Asy Syu'araa' 62).

Alloh menyatakan kepada Musa bahwa ia harus memukul lautan dengan tongkatnya.:" Pukullah lautan itu dengan tongkatmu". Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. (QS Asy Syu'araa' 63). Sesungguhnya pada saat Fir'aun melihat mukjizat tersebut, seharusnya ia menyadari bahwa hal yang sangat luar biasa terjadi. Dan ia sedang melihat campur tangan Sang Maha Suci. Lautan terbuka bagi orang-orang yang ingin dihancurkan Fir'aun. Meskipun tidak ada jaminan bahwa lautan tidak akan menutup kembali setelah mereka menyebrang, namun ia dan bala tantaranya tetap menyusul bani Israil ke dalam lautan. Kemungkinan besar Fir'aun dan tentaranya telah kehilangan kemampuannya untuk berpikir sehat dikarenakan keangkaramurkaan dan kedengkian mereka, dan tidak bisa memahami mukjizat alam dari keadaan tersebut.

Al Qur'an menyebutkan saat-saat terakhir Fir'aun sebagai berikut: Dan Kami memungkinkan Bani Israel melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah ia ;" Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israel, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Alloh)". ( QS Yunus 90).

Kita dapat melihat mikjizat lain Nabi Musa, dalam ayat berikut ;
Musa berkata;" Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, - ya Tuhan kami- akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta mereka dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih". Allah berfirman;" Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus dan janganlah sekali-kali kamu mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui". . ( QS Yunus 88-89).

Sangatlah jelas untuk dipahami dari ayat ini bahwa Musa diberitahu atas pertanyaan, bahwa Fir'aun akan percaya kepada Allah pada saat ia menghadapi hukuman yang menyakitkan. Fir'aun benar-benar berkata bahwa ia percaya kepada Allah ketika air mulai menenggelamkannya. Sangatlah jelas bahwa tindakan Fir'aun merupakan tindakan yang tidak jujur dan bohong. Fir'aun mungkin mengatakan ini untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari kematian akibat tenggelam.

Apakah sekarang (kamu baru percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesunguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuatan Kami. ( QS Yunus 91-92).

Kita juga diberitahu bahwa orang-orang Fir'aun sebagaimana Fir'aun sendiri juga menerima bagian hukuman mereka. Dikatakan bahwa bala tentara Fir'aun adalah orang-orang yang angkara murka dan penuh kebencian ( QS Yunus 91), "orang-orang yang berdosa" (QS Qashas 8), "berlaku salah" (QS Qasas 40) dan "mengira bahwa mereka tidak akan pernah kembali kepada Allah" (QS Qasas 39) dan sepeti halnya Fir'aun merekapun patut menerima hukuman dari Allah. Maka Allahpun melemparkan Fir'aun dan bala tentaranya ke dalam laut (QS Qashas 40).

Kemudian Kami menghukum mereka, maka Kami tenggelamkan mereka dilaut disebabakan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami itu. (QS Al A'raaf 136).

Allah menyebutkan dalam Al Qur'an semua yang terjadi setelah kematian Fir'aun : Dan Kami pusakakan kepada kaum yang ditindas itu, negeri-negeri bahagian Timur bumi dan bahagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya. Dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka, dan Kami hancurkan apa yang telah diperbuat Fir'aun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun oleh mereka (QS Al A'raaf 137).

Saturday, February 27, 2016

Bagaimana Doa Dapat Mempercepat Kesembuhan Pasien.

CNG.online: Surabaya - Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina". (QS. Al Mu'min, 40:60)

Menurut Al Qur'an, doa, yang berarti "seruan, menyampaikan ungkapan, permintaan, permohonan pertolongan," adalah berpalingnya seseorang dengan tulus ikhlas kepada Allah, dan memohon pertolongan dari-Nya, Yang Mahakuasa, Maha Pengasih dan Penyayang, dengan kesadaran bahwa dirinya adalah wujud yang memiliki kebergantungan. Penyakit adalah salah satu dari contoh tersebut yang dengannya manusia paling merasakan kebergantungan ini dan lebih mendekatkan diri kepada Allah. Tambahan lagi, penyakit adalah sebuah ujian, yang direncanakan menurut Hikmah Allah, yang terjadi dengan Kehendak-Nya, dan sebagai peringatan bagi manusia akan kefanaan dan ketidaksempurnaan kehidupan ini, dan juga sebagai sumber pahala di Akhirat atas kesabaran dan ketaatan karenanya.

Sebaliknya mereka yang tidak memiliki iman, meyakini bahwa jalan kesembuhan adalah melalui dokter, obat atau kemampuan teknologi mutakhir dari ilmu pengetahuan modern. Mereka tidak pernah berhenti untuk merenung bahwa Allah-lah yang menyebabkan keseluruhan perangkat tubuh mereka untuk bekerja di saat mereka sedang sehat, atau Dialah yang menciptakan obat yang membantu penyembuhan dan para dokter ketika mereka sakit. Banyak orang hanya kembali menghadap kepada Allah di saat mereka sadar bahwa para dokter dan obat-obatan tidak memiliki kesanggupan. Orang-orang yang berada pada keadaan tersebut memohon pertolongan hanya kepada Allah, setelah menyadari bahwa hanya Dialah yang dapat membebaskan mereka dari kesulitan. Allah telah menyatakan pola pikir ini dalam sebuah ayat:

Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan. (QS, Yunus, 10:12)

Padahal sesungguhnya, sekalipun dalam keadaan sehat, atau tanpa cobaan atau kesulitan lain, seseorang wajib berdoa dan bersyukur kepada Allah atas segala kenikmatan, kesehatan dan seluruh karunia yang telah Dia berikan.

Inilah satu sisi paling penting dari doa: Di samping berdoa dengan lisan menggunakan suara, penting pula bagi seseorang melakukan segala upaya untuk berdoa melalui perilakunya. Berdoa dengan perilaku bermakna melakukan segala sesuatu yang mungkin untuk mencapai harapan tertentu. Misalnya, di samping berdoa, seseorang yang sakit sepatutnya juga pergi ke dokter ahli, menggunakan obat-obatan yang berkhasiat, dan menjalani perawatan rumah sakit jika perlu, atau perawatan khusus dalam bentuk lain. Sebab, Allah mengaitkan segala sesuatu yang terjadi di dunia ini pada sebab-sebab tertentu. Segala sesuatu di dunia dan di alam semesta terjadi mengikuti sebab-sebab ini. Oleh karena itu, seseorang haruslah melakukan segala hal yang diperlukan dalam kerangka sebab-sebab ini, sembari berharap hasilnya dari Allah, dengan kerendahan diri, berserah diri dan bersabar, dengan menyadari bahwa Dialah yang menentukan hasilnya.

Pengaruh menguntungkan dari keimanan dan doa bagi orang sakit, dan bagaimana hal ini dapat mempercepat penyembuhan adalah sesuatu yang telah menarik perhatian dari dan dianjurkan oleh para dokter. Dengan judul "God and Health: Is Religion Good Medicine? Why Science Is Starting to Believe" [Tuhan dan Kesehatan: Apakah Agama Adalah Obat Yang Baik? Mengapa Ilmu Pengetahuan Mulai Percaya], majalah terkenal Newsweek terbitan tanggal 10 November 2003 mengangkat pengaruh agama dalam penyembuhan penyakit sebagai bahasan utamanya. Majalah tersebut melaporkan bahwa keimanan kepada Tuhan meningkatkan harapan pasien dan membantu pemulihan mereka dengan mudah, dan bahwa ilmu pengetahuan mulai meyakini bahwa pasien dengan keimanan agama akan pulih lebih cepat dan lebih mudah. Menurut pendataan oleh Newsweek, 72% masyarakat Amerika mengatakan mereka percaya bahwa berdoa dapat menyembuhkan seseorang dan berdoa membantu kesembuhan. Penelitian di Inggris dan Amerika Serikat juga telah menyimpulkan bahwa doa dapat mengurangi gejala-gejala penyakit pada pasien dan mempercepat proses penyembuhannya.

Menurut penelitian yang dilakukan di Universitas Michigan, depresi dan stres teramati pada orang-orang yang taat beragama dengan tingkat rendah. Dan, menurut penemuan di Universitas Rush di Chicago, tingkat kematian dini di kalangan orang-orang yang beribadah dan berdoa secara teratur adalah sekitar 25% lebih rendah dibandingkan pada mereka yang tidak memiliki keyakinan agama. Penelitian lain yang dilakukan terhadap 750 orang, yang menjalani pemeriksaan angiocardiography [jantung dan pembuluh darah], membuktikan secara ilmiah "kekuatan penyembuhan dari doa." Telah diakui bahwa tingkat kematian di kalangan pasien penyakit jantung yang berdoa menurun 30% dalam satu tahun pasca operasi yang mereka jalani.

Sejumlah contoh doa yang disebutkan dalam Al Qur'an adalah:

Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang". Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah. (QS. Al Anbiyaa', 21:83-84)

Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim." Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman. (QS. Al Anbiyaa', 21:87-88)

Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: "Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik. Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami. (QS. Al Anbiyaa', 21:89-90)

Sesungguhnya Nuh telah menyeru Kami: maka sesungguhnya sebaik-baik yang memperkenankan (adalah Kami). (QS. Ash Shaaffaat, 37:75)

Sebagaimana telah disebutkan, doa tidak semestinya hanya dilakukan untuk menghilangkan penyakit, atau kesulitan-kesulitan duniawi lainnya. Orang beriman yang sejati haruslah senantiasa berdoa kepada Allah dan menerima apa pun yang datang dari-Nya. Kenyataan bahwa sejumlah manfaat doa yang diwahyukan di dalam banyak ayat Al Qur'an kini sedang diakui kebenarannya secara ilmiah, sekali lagi mengungkapkan keajaiban yang dimiliki Al Qur'an.

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. Al Baqarah, 2:186)

Friday, January 29, 2016

Tidak Benar Kalau Pesantren Dikaitkan Dengan Radikalisme Dan Terorrisme Kata Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.

CNG.online Tangerang Banten: Tidak Benar Kalau Pesantren Dikaitkan Dengan Radikalisme Dan Terorrisme Kata Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.

Saat.menghadiri malam silaturrahim alumni Pondok Pesantren Gontor, di Kota Tangerang, Banten, 22 Januari 2016, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengatakan kehadiran Pondok Pesantren, Gontor khususnya, adalah sebuah fakta pesantren memang untuk Indonesia.

Diungkapkan, dulu pada masa perang prakemerdekaan, para santri dan kiai serta pemimpin yang berada di pesantren berjuang untuk Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, para santri dan kiai dan pemimpin pesantren pun mengisi kemerdekaan dengan aktivitas yang luar biasa seperti melalui pendidikan dan aktivitas penting lainnya.

Dengan demikian, Hidayat Nur Wahid menegaskan tidak benar kalau pesantren dikaitkan dengan radikalisme apalagi terrorisme. Menurut pria yang juga alumni Gontor itu justru pesantrenlah yang mengajarkan cinta tanah air, mengisi kemerdekaan sesuai dengan cita-cita luhur, dan menolak komunisme.

Dari fakta tersebut Hidayat Nur Wahid menyayangkan kalau pesantren dicurigai, justru menurutnya pesantren harus dihormati dan diajak bersama-sama untuk menghadirkan generasi Islam yang moderat dan Islam yang memajukan bangsa.

Dalam kesempatan itu, Hidayat Nur Wahid mengatakan, sekarang alumni Gontor sudah mendirikan 300 pesantren. Jumlah ini menurutnya sangat banyak. "Itu jumlah yang besar dan menyebar di seluruh Indonesia," ujarnya. Lebih lanjut dikatakan alumninya pun banyak menduduki tempat-tempat yang strategis seperti ketua lembaga negara, menteri, ormas terbesar, duta besar, dan lain sebagainya.

Dari fakta itu Hidayat Nur Wahid mengakui bahwa alumni pesantren pada puncak-puncak kekuasaan dan menghadirkan kebaikan. Dari sini pula menunjukkan pesantren tak pernah mengajarkan radikalisme apalagi terrorisme.

Sistem pendidikan pesantren menurut Hidayat Nur Wahid masih relevan. Sistem pendidikan pesantren dikatakan sangat beragam. Ada yang khusus mengajarkan pendidikan agama, ada pula yang menggabungkan pendidikan umum.Menurut Hidayat Nur Wahid semua ilmu dibutuhkan. Selain perlu ilmu juga dibutuhkan iman.

Dikatakan, bila pesantren dihormati dengan baik, ia akan menjadi partner yang luar biasa yang mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.